Pertemuan 4 e-Commerse

KESALAHAN DALAM MEMULAI BISNIS

    Amir Hartman dan rekan-rekan dalam bukunya “Net Ready” menemukan 7 (tujuh) kesalahan mendasar yang menyebabkan terjadinya kegagalan bagi mayoritas pelaku bisnis e-commerce yang ada di dunia (Hartman, 2000).

  1. "Field of Dreams" Syndrome
  2. Inadequate Architecture - Arsitektur yang Tidak Memadai
  3. Putting Lipstick on a Bulldog
  4. Islands of Webification
  5. "Me too" Strategies 
  6. One-Time-Effort-Mentality
  7. Thinking too Small

 

KESALAHAN DALAM MEMULAI BISNIS

  • "Field of Dreams" Syndrome

    Sindrom “Field of Dreams” adalah keyakinan para pendiri dan pengelola situs bahwa jika sebuah model bisnis e-commerce tertentu diperkenalkan, maka pelanggan akan datang dengan sendirinya (otomatis) karena daya tarik produk atau servis yang ada. 

    Tidak adaya usaha untuk menguji kelayakan bisnis yang di buat. Kepercayaan diri yang terlalu tinggi, mengakibatkan bisnisnya cepat untuk gulung tikar.

  • Inadequate Architecture - Arsitektur yang Tidak Memadai

    Suatu bisnis akan kandas apabila tidak adanya fasilitas atau spesifikasi arsitektur teknologi informasi yang memadai.

Contoh :

pemutaran film atau multimedia melalui internet (e-movie) yang hanya dapat terwujud jika tersedia bandwidth komunikasi yang memadai.

  • Putting Lipstick on a Bulldog

    secara konseptual arsitektur teknologi informasi yang dipergunakan dapat dibagi menjadi dua sistem besar, yaitu sistem front office (SFO) dan sistem back office (SBO).

  • Islands of Webification

    Konsep pengembangan situs yang berbasis obyek, selain memudahkan perancang dan pengembang sistem aplikasi untuk menambah dan mengurangi modul, menimbulkan pula permasalahan tersendiri di kemudian hari.

  • "Me too" Strategies 

    Me too strategi yang di istilahkan dengan “ikut-ikutan”. Konsep me too tidak salah apabila yang bersangkutan paham dengan peluang-peluang bisnis yang ditawarkan dan mengapa berbagai perusahaan mencoba untuk memanfaatkannya.

    Sebab jika tidak, yang akan terjadi adalah sebuah pemborosan sumber daya yang dimiliki, kesulitan untuk menemukan keunggulan kompetitif, kekacauan dalam mengelola manajemen operasional sehari-hari, yang akan bermuara pada ketidakmampuan bisnis untuk bertahan.

  • One-Time-Effort-Mentality

    One-Time-Effort-Mentality ini akan mengakibatkan perusahaan yang bersangkutan hanya mampu bertahan seumur jagung saja, karena di dalam dunia maya, sangat mudah untuk meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan lain. Kunci sukses bisnis e-commerce adalah ketekunan untuk memelihara sistem yang berjalan dan selalu membuat kreasi yang baru secara kontinyu.

  • Thinking too Small

    Berfikir sederhana atau terlalu sempit dalam melakukan bisnis e-commerce akan mempermudah perusahaan lain untuk memenangkan persaingan. Karena konsumen sebagai seorang manusia tidak pernah berhenti dalam memperoleh kepuasannya.

    Berbisnis di dunia maya berarti berinteraksi dengan seluruh konsumen yang ada di seluruh dunia, sehingga pola pikir sempit harus segera diubah.

 

Memulai dan Mengembangkan Bisnis di Dunia Maya

 

    Kunci utama dari keberhasilan bisnis di dunia maya adalah memahami benar mengenai karakteristik arena permainan yang lebih dikenal sebagai era ekonomi digital. 

    Prinsip dasar yang harus diketahui bagi mereka yang berniat untuk memulai dan mengembangkan model bisnis baru dengan memanfaatkan internet sebagai medium bertransaksi :

  • Arena Ekonomi Digital

    Don Tapscott mendefinisikan dua belas karakteristik mendasar dari ekonomi digital yang pada prinsipnya memperlihatkan terjadinya dua belas pergeseran prinsip dan paradigma dalam ilmu ekonomi (Tapscott, 1996).

    Kedua belas aspek tersebut adalah: knowledge, digitization, virtualization, molecularization, integration, dis-intermediation, convergence, innovation, prosumption, immediacy, globalization, dan discordance.

  • Langkah Awal

    Tahap awal ini ada baiknya kelayakan ide tersebut diuji melalui beragam cara seperti melalui diskusi, berbagi pengalaman, analisa studi kasus, benchmarking, dan lain sebagainya. Ide yang buruk akan gugur dengan sendirinya karena kurangnya dukungan, sementara ide yang dianggap layak untuk ditindaklanjuti, akan berkembang secara natural.

  • Mencari Sumber Daya

tiga sumber daya inti, yaitu finansial, manusia, dan teknologi.

    Finansial: Sumber finansial sangat sulit kalau tidak dapat dikatakan mustahil jika ingin didapatkan dari bank. Inti dari finansial mencari seseorang/perusahaan untuk memodali bisnis yang direncanakan (sponsorsip).

    Teknologi: Secara prinsip tentu saja infrastruktur teknologi informasi yang akan dipilih adalah yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat (cheaper, better, and faster).

    Manusia: harus mengerti mengenai karakteristik berbisnis di dunia maya, mereka haruslah orang-orang yang kreatif, senang bekerja keras, masih relatif muda dan agresif, berani menghadapi tantangan, cepat belajar, tidak takut menghadapi resiko, dan yang paling penting adalah memiliki kemampuan intelektual yang memadai.

  • Mengembangkan Bisnis

    Amir Hartman dalam bukunya “Net Ready” mengatakan bahwa kunci perkembangan bisnis internet ditentukan oleh 4 (empat) pilar utama, masing-masing: leadership, governance, competencies, dan technology (Hartman, 2000). 

    Faktor Kepemimpinan: Pengalaman sukses dari perusahaan-perusahaan yang berbau teknologi seringkali dihubung-hubungkan dengan aspek atau karakteristik (gaya) kepemimpinan (leadership) yang dimiliki oleh pendirinya dan/atau pengelolalnya.

    Faktor Pengelolaan: strategi pengelolaan kegiatan operasional sehari-hari harus dipersiapkan dan diimplementasikan dengan sangat disiplin. Terkait dalam masalah governance ini adalah model operasional, proses pengambilan keputusan, pola kebijakan dan standar, metrik ukuran kinerja, dan lain-lain. Masalah tanggung jawab dan kepercayaan (accountability and trust) juga merupakan dua aspek yang sangat erat kaitannya dengan permasalahan governance ini. 

    Faktor Kompetensi SDM: sumber daya manusia merupakan aset intelektual yang sangat berharga dalam bisnis internet, sehingga keberadaannya merupakan salah satu modal terpenting dalam mengelola bisnis. Perusahaan harus memiliki program jelas yang secara continue selalu meningkatkan kompetensi dan keahlian mereka. 

    Faktor Teknologi: Kunci kehandalan teknologi sangat tergantung dari kemampuan perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga aspek industri, yaitu: computing, communication, dan content.