Pertemuan 4 e-Commerse
KESALAHAN DALAM MEMULAI BISNIS
Amir Hartman dan rekan-rekan dalam bukunya “Net Ready” menemukan
7 (tujuh) kesalahan mendasar yang menyebabkan terjadinya kegagalan bagi
mayoritas pelaku bisnis e-commerce yang ada di dunia (Hartman, 2000).
- "Field
of Dreams" Syndrome
- Inadequate
Architecture - Arsitektur yang Tidak Memadai
- Putting
Lipstick on a Bulldog
- Islands
of Webification
- "Me
too" Strategies
- One-Time-Effort-Mentality
- Thinking
too Small
KESALAHAN
DALAM MEMULAI BISNIS
- "Field
of Dreams" Syndrome
Sindrom “Field of Dreams” adalah keyakinan para pendiri dan pengelola
situs bahwa jika sebuah model bisnis e-commerce tertentu diperkenalkan, maka
pelanggan akan datang dengan sendirinya (otomatis) karena daya tarik produk
atau servis yang ada.
Tidak adaya usaha untuk menguji kelayakan bisnis yang di buat.
Kepercayaan diri yang terlalu tinggi, mengakibatkan bisnisnya cepat untuk
gulung tikar.
- Inadequate
Architecture - Arsitektur yang Tidak Memadai
Suatu bisnis akan kandas apabila tidak adanya fasilitas atau spesifikasi arsitektur teknologi informasi yang memadai.
Contoh :
pemutaran film
atau multimedia melalui internet (e-movie) yang hanya dapat terwujud jika
tersedia bandwidth komunikasi yang memadai.
- Putting
Lipstick on a Bulldog
secara konseptual arsitektur teknologi informasi yang dipergunakan dapat dibagi menjadi dua sistem besar, yaitu sistem front office (SFO) dan sistem back office (SBO).
- Islands
of Webification
Konsep pengembangan situs yang berbasis obyek, selain memudahkan perancang dan pengembang sistem aplikasi untuk menambah dan mengurangi modul, menimbulkan pula permasalahan tersendiri di kemudian hari.
- "Me
too" Strategies
Me too strategi yang di istilahkan dengan “ikut-ikutan”. Konsep me too
tidak salah apabila yang bersangkutan paham dengan peluang-peluang bisnis yang
ditawarkan dan mengapa berbagai perusahaan mencoba untuk memanfaatkannya.
Sebab jika tidak, yang akan terjadi adalah sebuah pemborosan sumber daya
yang dimiliki, kesulitan untuk menemukan keunggulan kompetitif, kekacauan dalam
mengelola manajemen operasional sehari-hari, yang akan bermuara pada
ketidakmampuan bisnis untuk bertahan.
- One-Time-Effort-Mentality
One-Time-Effort-Mentality ini akan mengakibatkan perusahaan yang
bersangkutan hanya mampu bertahan seumur jagung saja, karena di dalam dunia
maya, sangat mudah untuk meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan lain. Kunci
sukses bisnis e-commerce adalah ketekunan untuk memelihara sistem yang berjalan
dan selalu membuat kreasi yang baru secara kontinyu.
- Thinking
too Small
Berfikir sederhana atau terlalu sempit dalam melakukan bisnis e-commerce
akan mempermudah perusahaan lain untuk memenangkan persaingan. Karena konsumen
sebagai seorang manusia tidak pernah berhenti dalam memperoleh kepuasannya.
Berbisnis di dunia maya berarti berinteraksi dengan seluruh konsumen yang
ada di seluruh dunia, sehingga pola pikir sempit harus segera diubah.
Memulai dan
Mengembangkan Bisnis di Dunia Maya
Kunci utama dari keberhasilan bisnis di dunia maya adalah memahami benar
mengenai karakteristik arena permainan yang lebih dikenal sebagai era ekonomi
digital.
Prinsip dasar yang harus diketahui bagi mereka yang berniat untuk memulai
dan mengembangkan model bisnis baru dengan memanfaatkan internet sebagai medium
bertransaksi :
- Arena Ekonomi Digital
Don Tapscott mendefinisikan dua
belas karakteristik mendasar dari ekonomi digital yang pada prinsipnya
memperlihatkan terjadinya dua belas pergeseran prinsip dan paradigma dalam ilmu
ekonomi (Tapscott, 1996).
Kedua belas aspek tersebut adalah:
knowledge, digitization, virtualization, molecularization, integration,
dis-intermediation, convergence, innovation, prosumption, immediacy,
globalization, dan discordance.
- Langkah Awal
Tahap awal ini ada baiknya
kelayakan ide tersebut diuji melalui beragam cara seperti melalui diskusi,
berbagi pengalaman, analisa studi kasus, benchmarking, dan lain sebagainya. Ide
yang buruk akan gugur dengan sendirinya karena kurangnya dukungan, sementara
ide yang dianggap layak untuk ditindaklanjuti, akan berkembang secara natural.
- Mencari Sumber Daya
tiga sumber daya inti, yaitu finansial, manusia, dan
teknologi.
Finansial: Sumber finansial sangat
sulit kalau tidak dapat dikatakan mustahil jika ingin didapatkan dari bank.
Inti dari finansial mencari seseorang/perusahaan untuk memodali bisnis yang
direncanakan (sponsorsip).
Teknologi: Secara prinsip tentu
saja infrastruktur teknologi informasi yang akan dipilih adalah yang lebih
murah, lebih baik, dan lebih cepat (cheaper, better, and faster).
Manusia: harus mengerti mengenai
karakteristik berbisnis di dunia maya, mereka haruslah orang-orang yang
kreatif, senang bekerja keras, masih relatif muda dan agresif, berani
menghadapi tantangan, cepat belajar, tidak takut menghadapi resiko, dan yang
paling penting adalah memiliki kemampuan intelektual yang memadai.
- Mengembangkan Bisnis
Amir Hartman dalam bukunya “Net
Ready” mengatakan bahwa kunci perkembangan bisnis internet ditentukan oleh 4
(empat) pilar utama, masing-masing: leadership, governance, competencies, dan
technology (Hartman, 2000).
Faktor Kepemimpinan: Pengalaman
sukses dari perusahaan-perusahaan yang berbau teknologi seringkali
dihubung-hubungkan dengan aspek atau karakteristik (gaya) kepemimpinan
(leadership) yang dimiliki oleh pendirinya dan/atau pengelolalnya.
Faktor Pengelolaan: strategi
pengelolaan kegiatan operasional sehari-hari harus dipersiapkan dan
diimplementasikan dengan sangat disiplin. Terkait dalam masalah governance ini
adalah model operasional, proses pengambilan keputusan, pola kebijakan dan
standar, metrik ukuran kinerja, dan lain-lain. Masalah tanggung jawab dan
kepercayaan (accountability and trust) juga merupakan dua aspek yang sangat
erat kaitannya dengan permasalahan governance ini.
Faktor Kompetensi SDM: sumber daya
manusia merupakan aset intelektual yang sangat berharga dalam bisnis internet,
sehingga keberadaannya merupakan salah satu modal terpenting dalam mengelola
bisnis. Perusahaan harus memiliki program jelas yang secara continue selalu
meningkatkan kompetensi dan keahlian mereka.
Faktor Teknologi: Kunci kehandalan
teknologi sangat tergantung dari kemampuan perusahaan dalam mengkonvergensikan
tiga aspek industri, yaitu: computing, communication, dan content.